Mau Nonton Film yang Bikin Otak Lo Berputar? Ini Dia Pulp Fiction, Keajaiban Tarantino!
Home » Ulasan FIlm » Mau Nonton Film yang Bikin Otak Lo Berputar? Ini Dia Pulp Fiction, Keajaiban Tarantino!

Mau Nonton Film yang Bikin Otak Lo Berputar? Ini Dia Pulp Fiction, Keajaiban Tarantino!

detama 11 Mei 2025 40

Ada momen-momen ajaib dalam hidup di mana kamu nonton sebuah film, terus begitu lampu dinyalain, kamu ngerasa kayak baru keluar dari dunia lain. Gue ngalamin itu waktu pertama kali nonton Pulp Fiction. Film ini bukan cuma sekadar tontonan, tapi kayak roller coaster absurd yang muter-muterin kepala lo sambil nyodorin burger, darah, dan referensi pop culture satu per satu tanpa jeda.

Gue pernah baca satu kutipan yang bilang: “Quentin Tarantino itu Jerry Lee Lewis-nya sinema.” Dan itu bener banget. Dia bukan sutradara yang main aman. Dia lebih kayak pemain piano yang rela ngerusak alat musiknya sendiri asal penontonnya joget. Kacau? Iya. Tapi juga jenius dalam kekacauannya.

Apa Sih, Cerita Pulp Fiction Itu?

Nah, ini bagian lucunya. Gue bisa jelasin garis besar ceritanya, tapi percayalah – itu nggak akan membantu banyak. Karena Pulp Fiction bukan soal “apa yang terjadi,” tapi gimana semua itu terjadi.

Film ini punya banyak cerita, semuanya saling silang dan nyambung dengan cara yang nggak bisa ditebak. Ada Vincent Vega (John Travolta) dan Jules (Samuel L. Jackson), dua pembunuh bayaran yang bisa ngobrol serius soal burger McDonald’s di Paris di tengah misi nembakin orang. Ada Mia Wallace (Uma Thurman), istri bos mafia yang overdosis setelah malam dansa dengan Vincent. Ada Butch Coolidge (Bruce Willis), petinju yang harus kabur dari kota gara-gara dia menangin pertandingan yang seharusnya dia kalahin. Dan ada jam tangan keluarga yang… ya, sejarahnya agak menjijikkan dan luar biasa memorable.

Plotnya nggak linear. Adegan pembuka bisa jadi kelanjutan dari akhir film, dan urutannya kayak puzzle aneh yang pas disusun ternyata malah membentuk gambar kocak berdarah-darah. Tapi justru di situlah letak seninya.

Mau Nonton Film yang Bikin Otak Lo Berputar? Ini Dia Pulp Fiction, Keajaiban Tarantino!

Dialog yang Bisa Bikin Ngobrol Jadi Seksi

Tarantino (bareng Roger Avary) nulis skrip film ini kayak orang yang bener-bener cinta sama kata-kata. Ini bukan film yang tokohnya ngobrol sekadarnya biar alur jalan. Mereka ngobrol karena mereka pengen ngobrol. Dan obrolannya bukan cuma tentang plot atau konflik – tapi tentang hal-hal kecil, kayak foot massage, quarter pounder di Paris, atau kenapa seseorang bisa menabrak gundukan dan bikin isi mobil jadi berceceran darah.

Gue suka banget gimana tiap karakter punya suara sendiri. Vincent tuh kalem tapi sering ngelakuin hal bodoh. Jules itu bijak sekaligus mengintimidasi. Mia… ya, dia kayak karakter dari dunia lain – misterius, eksentrik, dan bisa bikin lo nggak nyaman cuma dari caranya mengisap rokok. Bahkan karakter kecil kayak Mr. Wolf (Harvey Keitel), yang kerjaannya bersihin kekacauan, bisa nyuri spotlight cuma dari gaya ngomongnya yang efisien dan formal banget, kayak CEO yang kerja di tengah-tengah pembantaian.

Sinematografi dan Musik yang Nempel di Otak

Setiap frame di film ini terasa “sengaja.” Kamera kadang diem lama banget, kadang nyusul karakter dari belakang, kadang malah ngambil sudut yang aneh. Tapi semuanya terasa pas. Seolah-olah Tarantino tuh lagi main-main, tapi dia tahu persis gimana caranya main itu jadi seni.

Dan musiknya… aduh, jangan ditanya. Dari awal film, lagu Misirlou langsung nyeret lo masuk ke vibe-nya. Musik di film ini bukan cuma tempelan – dia bagian dari narasi. Kayak soundtrack hidup para karakter, yang kadang bikin lo joget, kadang malah makin ngerasa ngeri.

Jam Tangan, Kulit, dan Pahlawan yang Salah Tempat

Satu adegan yang nggak pernah gue lupa: Christopher Walken dateng cuma buat monolog soal jam tangan yang diwariskan dari kakek ke ayah ke anak, lewat… ya, lewat jalur yang kurang higienis. Ngakak banget. Absurdnya dapet, tapi juga bikin lo mikir: betapa gila tapi pentingnya benda itu buat si Butch.

Lalu, ada juga adegan basement toko senjata yang melibatkan Zed dan teman psikopatnya. Gue nggak akan spoiler banyak, tapi cukup bilang ini salah satu momen paling what-the-hell-did-I-just-watch dalam sejarah film 90an. Absurd, disturbing, dan… ya, anehnya berkesan.

Pulp Fiction Itu Kayak Majalah Murahan yang Lo Simpan Diam-Diam Tapi Cinta Mati

Kenapa judulnya Pulp Fiction? Karena ini emang terinspirasi dari majalah-majalah pulp zaman dulu – cerita-cerita murahan yang penuh kekerasan, misteri, dan seks. Tapi di tangan Tarantino, “murahan” itu berubah jadi sesuatu yang stylish dan keren banget. Film ini kayak bacaan guilty pleasure yang lo selipin di saku belakang, terus baca diam-diam pas bos nggak ngeliat.

Pulp Fiction bukan buat semua orang. Ada yang bilang ini terlalu brutal, terlalu bertele-tele, terlalu “nyeni.” Tapi buat gue, ini adalah surat cinta buat film. Buat semua hal yang bikin kita jatuh cinta sama sinema pertama kali: karakter nyentrik, cerita tak terduga, dan keberanian buat ngelanggar aturan.

Penutup: Tarantino, Si Anak Video Rental yang Bikin Film Jadi Rock n’ Roll

Lo tahu kan cerita legendaris itu? Tarantino dulu kerja di toko video. Dia bukan lulusan sekolah film top. Tapi dia nonton semua film yang bisa dia jangkau. Dan dari situ, dia nyusun dunia sendiri – dunia di mana pembunuh bisa ngomongin burger sambil nembak, di mana jam tangan bisa jadi benda paling berharga sedunia, dan di mana kekacauan itu… indah.

Pulp Fiction itu bukan film biasa. Dia kayak pesta liar buat orang-orang yang cinta sama film, sama kata-kata, dan sama kekacauan yang direncanakan dengan baik. Kalau lo belum nonton, ya nontonlah. Kalau udah nonton? Tonton lagi. Dunia Tarantino nggak akan habis dijelajahi cuma sekali putar.

Kalau kamu suka film yang rapi dan lurus-lurus aja, mungkin ini bukan untuk kamu. Tapi kalau kamu suka diguncang, dibikin mikir, dan ketawa dalam absurditas… Pulp Fiction adalah semacam hadiah dari semesta.

Kalau kamu punya momen nonton Pulp Fiction yang berkesan juga, cerita dong. Gue penasaran sama pengalaman orang lain nonton film yang (menurut gue) gila tapi brilian ini.

Trailer Pulp Fiction

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Forrest Gump, Film yang Bikin Kita Bertanya-tanya, “Sebenernya, Siapa yang Pintar di Dunia Ini?”

detama

18 Mei 2025

Sebuah film yang ngena banget… antara lucu, sedih, absurd, tapi bikin hangat di hati. Kirain Komedi, Ternyata Lebih dari Itu Jujur ya, pas awal nonton Forrest Gump, gue pikir ini film komedi yang santai dan ringan. Tapi ternyata, makin lama makin sadar: ini bukan cuma soal ketawa-ketawa. Ini film yang dalam, yang bisa bikin ketawa …

Ini Alasan Kenapa The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring Bikin Penggemar Tolkien Terkejut!

detama

17 Mei 2025

Siapa sih yang nggak kenal dengan The Lord of the Rings? Kalau kamu penggemar cerita fantasi, pastinya tahu dong soal karya epik J.R.R. Tolkien yang satu ini. Nah, di dalam dunia Tolkien, ada satu kelompok makhluk yang menurut gue cukup menarik, yaitu kaum Hobbit. Mereka ini digambarkan sebagai makhluk kecil, baik hati, lincah, dan penuh …

Dulu Cuma Cari Untung, Sekarang Jadi Pahlawan! Kisah Gila Oskar Schindler di Film Schindler’s List

detama

09 Mei 2025

Di awal Perang Dunia II, Schindler ngelihat peluang. Dia pindah ke Polandia, buka pabrik, dan mulai mempekerjakan orang Yahudi karena upah mereka murah banget. Semua murni buat bisnis. Tapi di akhir perang, dia malah mengorbankan semua hartanya demi nyelamatin pekerja-pekerjanya dari kematian. Bahkan dia sampai nipu Nazi pakai pabrik palsu yang seolah-olah bikin amunisi—padahal nggak …

Akhir yang Epik dan Keindahan “Return of the King” dalam Trilogi Lord of the Rings

detama

06 Mei 2025

Akhirnya, kita sampai juga di penghujung trilogi Lord of the Rings dengan Return of the King. Kalau gue sih lebih suka ngelihat keseluruhan trilogi ini daripada cuma bagian-bagiannya aja. Meskipun film kedua, The Two Towers, menurut gue agak kehilangan arah dan agak bikin bingung, Return of the King benar-benar berhasil ngejeretin semua karakter ke takdir …

12 Angry Men! Kenapa Film Klasik Ini Bisa Mengubah Cara Pandangmu Tentang Keadilan

detama

06 Mei 2025

Kalau kamu suka film yang bisa bikin otak kamu berpikir dan enggak cuma buat hiburan semata, 12 Angry Men ini wajib banget masuk daftar tonton. Dirilis tahun 1957, film ini bener-bener beda dari film drama ruang sidang kebanyakan. Cuma di satu ruangan kecil, dengan 12 juri yang ribut soal nasib seorang pemuda yang dituduh membunuh …

The Godfather Part II, Saat Warisan Keluarga Berubah Jadi Kutukan

detama

05 Mei 2025

Di The Godfather Part II, Michael Corleone masuk lebih dalam ke dalam bayang-bayang gelap yang menghantui hidupnya. Dulu, kita mengenal Michael sebagai anak Don Vito yang cerdas dan penuh harapan. Namun, kini kita melihat perubahan drastis pada dirinya: menjadi pria yang dingin, penuh ambisi, dan semakin terobsesi dengan kekuasaan. Film ini membawa kita berkelana melalui …